Amanah dan tanggung jawab Sumber gambar: link

Saya tak memilih seseorang karena fanatisme terhadap partainya. Ataupun karena fanatisme terhadap seseorang yang berada di dalamnya. Ketika ada salah satu di antara kalian yang saya pilih jangan besar kepala, tapi semakin takutlah kalian karena tanggung jawab yang diberikan.

Betapa banyak para salaf yang takut diberikan tanggung jawab, sedangkan kalian malah berlomba-lomba ingin mendapatkannya.

Kalau kalian nanti benar-benar menjadi pemimpin ingatlah satu hal, Allah mengawasi kalian, dan kalian harus bertangung jawab nanti di hadapan-Nya atas kebohongan kalian, atas janji-janji yang dilanggar, bertanggung jawab atas anak-anak yatim yang kelaparan, atas orang-orang yang dizhalimi oleh para pejabat, atas rusaknya bumi yang diambil mineralnya, atas darah-darah yang kalian alirkan tanpa haq, atas harta-harta rakyat yang kalian ambil tanpa haq, atas janda-janda yang tidak kalian pelihara, atas orang-orang jompo yang kalian telantarkan, atas anak-anak yang tidak bisa mengenyam pendidikan, dan tentu saja atas agama yang kalian peluk tapi tidak menjadi panduan kalian dalam menentukan sikap.

Penduduk Indonesia ada 300 juta jiwa lebih. Bagaimana rasanya menanggung tanggung jawab 300 juta jiwa lebih ini. Karena mereka semua akan ditanyai tentang kepemimpinanmu di hadapan Allah kelak.

Ketika rupiah demi rupiah engkau korupsi dari mereka, ketika meter-demi-meter tanah engkau ambil dari mereka, niscaya kesalahan-kesalahan itu akan ditanyakan Allah kepada kalian. Wahai pemimpin kami takutlah kepada Allah. Yaa Allah, ampunilah dosa-dosa pemimpin kami.

(Sumber: Abu Aisyah Romadhoni)