Catatan Afiqi

Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan

Alhamdulillahirobbil'alamin, tepat hari Kamis, 3 April 2014 pukul 15.45 WIB adalah saat-saat dimana saya diundang oleh Kelompok Ilmiah Mahasiswa (KIM) Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang untuk menyampaikan materi dan sharing yang bertemakan "Wanna be Mawapres (Mahasiswa Berprestasi) 2015". Peserta yang datang berjumlah belasan orang. Alasan panitia mengundang saya karena sebelumnya saya telah terpilih menjadi finalis mawapres UB tahun 2014.

Pada kesemptan ini saya menyampaikan materi mengenai pengertian mawapres, alasan menjadi seorang mawapres, kiat dan tips menjadi mawapres, persiapan-persiapan yang perlu dilakukan menghadapi Mawapres 2015. Peserta dihadiri oleh pengurus dan anggota KIM Fapet UB yang masih duduk di bangku semester 2 hingga 6. Jujur, mereka sangat antusias saat saya menyampaikan materi mengenai mawapres. Sebelumnya saya pernah memposting mengenai mawapres di http://www.afiqie.com/2014/03/mawapres-mahasiswa-berprestasi.html

Saya menyampaikan materi di depan peserta School of Research (SOR)

Seperti biasa, setelah selesai menjelaskan materi, untuk memotivasi teman-teman, saya memutarkan videonya Danang A. Prabowo, mahasiswa IPB angkatan 2004 yang pernah menjuarai Mawapres tingkat nasional tahun 2007. Setelah saya selesai menyampaikan seluruh materi, saatnya saya untuk dihujani pertanyaan. Ya, karena hampir semua bertanya, terutama di penghujung akhir waktu. Pertanyaannya sangat beragam, mulai dari bagaimana cara manajemen waktu agar bisa berprestasi, hingga bagaimana cara tembus lomba di tingkat internasioal.

Antusias adik-adik KIM Fapet UB

Saya jawab mulai dari cara manajemen waktu, seperti yang saya sampaikan sebelumnya, bahwa aturlah kegiatan dengan menempatkan pada waktu dan tempat yang tepat, maksudnya kita harus fokus saat berada di tempat kita berada, misal kita berada di bangku kuliah, hendaknya kita fokus belajar, sebaliknya, bila kita sedang berada di sekretariat organisasi, hendaknya kita fokus untuk berorganisasi, bukan malah mengerjakan tugas. Kemudian cara selanjutnya yaitu dengan "menuliskan target-target", agar kita mempunyai arahan yang jelas.

Pertanyaan selanjutnya agar bisa menmbus tingkat internasional, saya menyarankan untuk membentuk tim yang multi disiplin ilmu (lintas fakultas atau lintas jurusan), karena semakin banyak disiplin ilmu, maka akan semakin menarik topik yang akan dibahas, penyelesaiannya juga semakin kompleks.

Di akhir sesi, saya diberi souvenir dan sertifikat dari panitia. Terima kasih kepada panitia yang telah mengundang saya, semoga ilmu yang saya sampaikan bermanfaat, selamat mengukir prestasi! Pesan yang saya sampaiakan di akhir acara:

“Niatkan diri menjadi mawapres adalah untuk memetik buah dari proses, terhitung sebagai amal jariyah, bukan sebagai tujuan akhir"

Sabtu-Ahad, 8-9 Februari 2014 adalah hari dimana saya diberi amanah oleh panitia Lomba Presentasi 2014 KIR An-Nahl MAN 3 Kediri untuk menjadi juri poster dan juri presentasi.

8 Februari 2014

Tepat pukul 14.30 WIB, seluruh peserta lomba yang semuanya kelas X, sedang adu kreativitas poster yang dipamerkan di Aula MAN 3 Kediri. Saya melihat anggota KIR An-Nahl saat ini lebih kreatif, entah ini merupakan perintah dari panitia atau bukan, karena hampir semua peserta memakai kostum lebah. Padahal sepengetahuan saya, sejak dulu kala anggota KIR An-Nahl belum pernah ada yang memakai kostum lebah saat ada kegiatan.

Suasana di dalam Aula MAN 3 Kediri

Saya (kanan) sedang melakukan penilaian poster

Lagi tanya-tanya ke peserta

Adik-adik KIR An-Nahl sebagian besar memakai kostum seperti lebah

Dalam hatiku hanya bisa berkata “Alhamdulillah, luar biasa, Allahu akbar!”. Kemajuan hebat buat KIR An-Nahl. Karena dalam lomba presentasi kali ini terdapat juga lomba poster. Hal yang belum pernah terfikirkan saat saya menjadi anggota KIR An-Nahl sejak tahun 2007 hingga 2009.

Saya diberi kesempatan untuk melakukan penjurian pada karya dengan nomor 11-20. Ternyata ada Bu Ajeng (guru TIK MAN 3 Kediri) yang juga ditunjuk sebagai juri di sana. Ada juga Aisyah Ami Wardhni dan juga guru PPL yang turut hadir menjadi juri. Tak terasa, selama satu jam saya melakukan penilaian terhadap 10 poster di Aula MAN 3 Kediri, saatnya saya untuk mengunjungi sekretariat KIR An-Nahl yang saat ini berada di eks Perwanida. Tepat di ruang paling depan setelah masuk gerbang.

Saat saya mulai masuk sekretariat, masya Allah, kaca depan almari tempat piala terpaksa harus dilepas mengingat piala semakin meluber ke depan, saking tak cukupnya, kata pengurus KIR An-Nahl, piala sebagian ditaruh di depan lobi MAN 3 Kediri. Benar-benar luar biasa adik-adik KIR An-Nahl sekarang!

Jumlah piala saat ini di sekretariat KIR An-Nahl

Kali ini saya juga disuruh untuk melakukan sharing dengan pengurus KIR An-Nahl yang baru. Memberikan masukan untuk kemajuan KIR mendatang. Serta saya diberikan pengarahan oleh panitia sebelum penjurian presentasi esok harinya.

9 Februari 2014

Hari ini adalah hari di mana saya melakukan penjurian presentasi pada peserta Lomba Presentasi 2014 KIR An-Nahl MAN 3 Kediri. Saya juga disuruh memberi sambutan pada pembukaan di lapangan tengah MAN 3 Kediri. Saya menyemangati adik-adik untuk terus berkarya. Jargon “ABG mana suaramu? Alfa Beta Gamma, fun with KIR yes!” juga menjadi penyemangat mereka dalam mengarungi lomba internal organisasi ini.

Tiba saatnya masuk waktu penjurian presentasi, saya tepat berada di ruang kelas XI IPA 5, terdapat 10 tim yang hadir di ruangan ini. Setiap tim terdiri dari dua hingga tiga anggota. Secara keseluruhan, presentasi sudah cukup bagus, namun ada beberapa yang masih kurang semangat dalam melakukan presentasi, sehingga membuat saya harus ekstra memberikan kritik saran di akhir sesi presentasi pada pukul 10.45 WIB.

Salah satu tim mempresentasikan karyanya

Akhirnya selesailah lomba ini, namun saya izin kepada panitia untuk pulang lebih awal dikarenakan ada agenda setelah ini. Semoga KIR An-Nahl semakin maju dan menjadi kebanggaan buat MAN 3 Kediri khususnya, serta masyarakat Kota Kediri umumnya.

Sabtu, 19 April 2008

Teliti Anarkisme, Siswa MAN 3 Kediri Menang di LKTI Se-Jatim

Mural Bisa Mengurangi Keinginan Merusak

Seperti apa anarkisme di lingkungan sekolah? Bagaimana mencegah atau setidaknya meminimalisirnya? Pertanyaan-pertanyaan itulah yang dijadikan dasar penelitian tiga siswa MAN 3 Kediri, yang akhirnya jadi juara ketiga LKTI se-Jatim.

AHYA ALIMUDDIN, Radar Kediri

Kediri-Trio peneliti dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Kediri ini beranggotakan Afiqie Fadhihansah, Jefridin Ma’sum, dan Muhammad Aziz Miftahul Huda. Namun, yang berangkat mengikuti lomba karya tulis ilmiah (LKTI) se Jatim di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang hanya dua orang. Afiqie dan Jefridin saja. Itupun, hanya Afiqie yang mempresentasikan karya tulis mereka. Jefridin kebagian tugas sebagai operator presentasi. Sedangkan Azis, karena pertimbangan biaya dan jatah tampil, tak ikut serta. Ketiga cowok yang tergabung dalam ekstrakurikuler KIR An-Nahl itu sebelumnya juga pernah menyabet gelar juara. Februari lalu, karya penelitian tentang tahu biji trembesi jadi juara dua di LKTIR se Jatim di Universitas Brawijaya.Kali ini, topik yang mereka teliti adalah soal anarkisme di lingkungan sekolah. Pada final 26 Maret lalu, mereka harus berkompetisi dengan 10 kelompok KIR lain. Salah satunya dari sesama sekolah Kediri, SMAN 1. Hanya, kelompok dari SMAN 1 gagal meraih gelar.Ada yang menarik ketika tim ini melewati babak penyisihan. Menyisihkan 48 karya dari tim pesaing lain. Yaitu, sebenarnya Afiqie dkk telat mengirimkan naskah. Makalah berjudul Persepsi Siswa dan Guru Terhadap Tindakan Anarkisme di MAN 3 Kediri tersebut baru dikirim 15 Maret. Sementara, batas akhir pengiriman dua hari sebelumnya. Toh, ketika diumumkan 23 Maret, karya mereka masuk final.Problem keterlambatan adalah mepetnya waktu. Sampai-sampai, penelitian hanya dilakukan tiga hari! Termasuk untuk menyebar angket ke 100 siswa dan 10 guru, melakukan observasi, dan dokumentasi. Apa hasilnya? "Anarkisme menurut siswa dan guru adalah perbuatan yang brutal dan tidak mau diatur," jelas Fiqie, sambil memberi contoh tawuran remaja sebagai satu tindakan anarkisme. Penelitian itu menyebutkan, 44 dari 100 responden pernah melihat atau mendengar tindakan anarkisme di sekolahnya, 27 mengaku jarang, 16 responden menyatakan tak pernah, dan sisanya tidak tahu. Penyebab anarkisme beragam. Bisa karena pergaulan, kepribadian, atau rasa frustasi terhadap sekolah.Tiga peneliti ini kemudian memberi solusi pencegahan. Seperti yang dilakukan di MAN 3 Kediri. Yakni dengan meningkatkan kesadaran dan memperketat tata tertib. Juga memberi penyuluhan tentang perilaku dengan pembicara dari penegak hukum. Para peneliti muda ini juga melihat dampak positif adanya grafiti atau gambar di dinding-dinding sekolah. Pesan-pesan moral dalam mural (nama lain grafiti) itu juga bisa mengurangi niatan melakukan anarkisme. Tapi, 66 persen responden melihat langkah-langkah tersebut belum efektif untuk meminimalisir tindakan anarkis yang terjadi. Responden memberi saran untuk orangtua, khususnya yang melihat anaknya melakukan tindakan anarkis. "Orangtua harus lebih banyak memberikan arahan dan sesekali membatasi ruang gerak anak," tutur Fiqie.Di luar upaya keras mereka melakukan penelitian, sejatinya trio peneliti MAN 3 Kediri tersebut pesimistis bisa merebut satu dari tiga gelar yang disediakan. Bukan hanya persiapan yang mepet, tapi juga saat presentasi mereka sempat terhalang kendala teknis. Saat di sekolah, materi presentasi mereka siapkan dalam format Powerpoint Vista. Ternyata, laptop panitia menggunakan operation system (OS) Windows XP. Karena tak bisa menjalankan programnya, Fiqie dan Jefridin pun tergesa-gesa membuat ulang materi presentasi sesuai OS laptop tersebut. Akibatnya, jatah presentasi yang seharusnya nomor pertama jadi melorot ke nomor lima."Saya sempat nervous. Tapi akhirnya disemangati Jefri," ungkap cowok kelahiran 1992 itu.Tampil selama 15 menit, Fiqie mampu menjawab pertanyaan tiga juri dengan baik. Dalam babak final yang dilangsungkan di auditorium UIN Malang itu, juara pertama diraih SMAN 1 Tuban dan juara kedua disabet wakil SMAN 1 Malang. MAN III memang satu-satunya MA di ajang final kemarin. Selain piagam dan trophi, Fiqie dkk mendapatkan uang pembinaan senilai Rp 500 ribu. "Kami bagi (uangnya). Sisanya buat nraktir teman-teman di KIR," ujar Fiqie. (fud)

Langganan: Postingan ( Atom )