Semua tentang Organisasi (Part 3)
Sambungan dari Semua tentang Organisasi (Part 2)
Kali ini saya akan sedikit cerita mengenai pengalaman selain di Jurnalis, yaitu di Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) "An-Nahl" MAN 3 Kediri.
Aktif di Kelompok Ilmiah Remaja "An-Nahl"
Pertama Kali Menjuarai LKTI se-Jatim di UB
Berawal dari ajakan Muhammad Aziz Miftakhul Huda (biasa aku
panggil Mas Aziz, sekarang menempuh D3 di ITS Surabaya) dan Jefridin Ma’sum
(sekarang kuliah S1 di Universitas Airlangga),
yang mengawali karirku untuk berkarya di KIR “An-Nahl” saat kelas X.
Pertama kali karyaku bersama kedua orang tersebut meneliti tentang “Potensi
Biji Trembesi (Phicolobium saman Benth) sebagai Bahan Baku Pembuatan Produk
Tahu Pengganti Kedelai yang Bernilai Ekonomis”. Sekitar bulan Februari 2008,
penelitian ini kami kirimkan di Lomba Karya Tulis Ilmiah Pelajar (LKTIP) bidang
IPA yang diadakan oleh Universitas Brawiaya, Malang se-Jawa Timur.
Alhamdulillahirobbil’alamin, senang sekali rasanya setelah
penantian panjang, akhirnya karya kami lolos ke tahap final di even yang baru
aku ikuti tersebut. Kuberitahukan berita gembira ini kepada ibuku yang
senantiasa memberiku semangat untuk belajar lebih dan lebih. Berbagai persiapan
kami lakukan, salah satunya membuat sampel penelitian untuk ditampilkan ke
dewan juri LKTIP.
Tentang Karya Kami
Sedikit cerita mengenai karya kami ini, saat ini Indonesia
memiliki kekayaan flora yang beraneka ragam seperti paku-pakuan, lumut, anggrek
dan tumbuhan biji tetapi sayangnya belum semuanya mendapatkan perhatian dari
masyarakat. Beraneka ragamnya flora tersebut karena Indonesia berada di wilayah
tropis, sedangkan tumbuh-tumbuhan biji banyak dipergunakan sebagai bahan pokok
pembuatan makanan. Selain itu, masyarakat memikirkan bagaimana cara untuk
menganekaragamkan makanan dari sumber makanan yang sudah ada.
Menanggapi hal itu, kami berusaha memanfaatkan bahan makanan
yang ada, yang bergizi dan mengandung protein tinggi, sebagai makanan baru yang
selama ini belum digunakan, sebagai alternatif untuk mengganti sumber makanan
yang terus berkurang dan harganya semakin naik sedangkan kebutuhan masyarakat
tidak terbatas. Dalam hal ini kami memilih produk tahu sebagai bahan makanan
dan minuman yang diteliti karena produk olahan tersebut merupakan suatu
makanan/minuman yang memiliki kadar gizi tinggi dan sangat dibutuhkan oleh
masyarakat. Dari yang masyarakat ketahui tahu adalah makanan/minuman yang
dibuat dari kedelai yang diproses sehingga menjadi tahu kedelai.
Kedelai (Glicyne max L.) dianggap sebagai salah satu
keajaiban dunia sejak dua dasawarsa yang lalu. Selain itu, kedelai merupakan
sumber protein nabati yang memiliki nilai gizi tinggi. Kedelai juga sebagai
sumber minyak nabati yang berkualitas tinggi. Kedelai merupakan sumber protein,
oleh karena itu di Indonesia telah banyak diolah menjadi berbagai macam
lauk-pauk dalam bentuk tempe, tahu maupun kecap.
Seperti kita ketahui kacang-kacangan banyak memiliki protein
tinggi tetapi untuk sekarang ini bahan makanan seperti kedelai sulit didapatkan
karena harganya terus naik dan tidak dapat dijangkau oleh masyarakat.
Masyarakat lebih memilih bahan makanan yang murah tetapi mengandumg gizi dan
protein yang tinggi. Dalam pembuatan tahu kedelai ini, kami berusaha mencari
alternatif pengganti kedelai.
Kami mencoba untuk memanfaatkan biji trembesi yang selama
ini kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat, karena di Kota Kediri, biji
trembesi dibiarkan berserakan di pinggir-pinggir jalan sehingga hanya menjadi
limbah. Oleh karena itu, kami tertarik untuk memanfaatkan biji trembesi
tersebut untuk diolah menjadi produk tahu sebagai pengganti kedelai, karena
kandungan gizi pada biji trembesi tidak jauh berbeda dengan kandungan gizi biji
kedelai. Berikut adalah gambar dari biji trembesi
Perjalanan selama tiga jam kami lalui menuju Kota Malang
bersama Pak Jaelani dan Pak Fachris selaku pembimbing karya kami, kebetulan
yang berangkat ada dua tim dari almamater MAN 3 Kediri dengan menggunakan
Travel Abadi. Sampai juga di Asrama Mahasiswa UB yang dikelola oleh Koperasi
Mahasiswa. Semua barang bawaan kami turunkan untuk dibawa ke dalam mess. Saya
satu kamar sama Mas Fahmi, tim lain dari satu almamater, yang lolos final di
bidang IPS. Malam harinya kami mempersiapkan presentasi, saya akui saya yang
paling pasif diantara tim ini, entah pengalamanku yang sangat kurang, tapi saya
tetap ingin berjuang untuk tim ini, kami menginginkan karya kami bermanfaat,
baru setelah itu kami ingin kemenangan. Ternyata waktu sudah menunjukkan larut
malam, kami bergegas tidur dengan ditemani makalah di sebelah bantal
Saat Presentasi Hari H
Akhirnya sampai pada saat yang ditunggu-tunggu, sangat
tegang rasanya, baru pertama saya presentasi di depan professor. Selama sepuluh
menit kami mempresentasikan karya kami, respon baik diberikan dewan juri. Masih
ingat namanya sampai sekarang, beliau adalah Profesor Latief yang memberikan
kami inspirasi melalui pertanyaan-pertanyaannya saat tanya jawab. “Benar-benar
inovatif karya ini,” terangnya yang masih kuingat sampai sekarang. Antusiasme
juga dilontarkan juri lain. Tak terasa, tanya jawab dengan dewan juri harus
dipotong dengan panitia karena waktu yang sangat terbatas. Applause dari para
penonton menutup presentasi kami, selanjutnya giliran kelompok dari tim lain.
Pengumuman Pemenang
Ini adalah saat yang paling ditunggu-tunggu, kami bertiga
(saya, Mas Aziz, dan Jefri) bersama dua pembimbing lain juga menanti
diumumkannya pemenang. Sebelum diumumkan, Yogi Sugito, selaku Rektor UB
memberikan sambutan. Beliau berjanji bahwa pemenang dari LKTIP ini akan
direkomendasikan untuk masuk UB tanpa tes. Tim kami juga senang atas pengumuman
ini sembari memohon kepada Allah agar tim kami menjadi salah satu pemenanggnya.
Sambutan Rektor selesai, saatnya untuk pengumuman. Mulai
dari pemenang ketiga, pemenang kedua, dan pemenang pertama untuk kategori IPS,
begitu selanjutnya untuk kategori IPA. Kebetulan di MAN 3 Kediri juga ada satu
tim di kategori IPS, namun setelah diumumkan untuk kategori IPS, ternyata
kelompoknya Mas Fahmi tidak ada yang nyangkut di daftar pemenang. Sekarang giliran
kategori IPA, kami sangat was-was untuk mendengarkan hasilnya.
Pembacaan pertama adalah pemenang ketiga, dan hasilnya dari
tim kami (MAN 3 Kediri) tidak dipanggil untuk maju ke podium. "Berarti
kalau nggakjuara dua ya satu," tutur Mas Aziz, sambil bersenda gurau
menatap tim kami. Saat diumumkan pemenang kedua, ternyata alhamdulillah tim
kami adalah pemenangnya. Sujud syukur mewarnai aksi kami setelah mendengarkan
pengumuman tersebut yang dibacakan oleh dewan juri.
Kami bertiga pun berebut ingin maju ke podium mengambil
piala, berhubung hanya satu orang, hom pim pa pun kami lakukan agar lebih fair
play. Alhamdulillah ternyata saya memenangkan hom pim pa tersebut, hehe.
Akhirnya saya yang mewakili tim untuk serah terima piala juara kedua. Ini foto
yang masih saya simpan sampai sekarang, terlihat yang menyerahkan adalah Prof.
Latief.
![]() |
Serah terima piala juara kedua LKTIP se-Jatim di UB tahun 2008 |
![]() |
Masuk berita Radar Kediri |
MediaIklan

Ingin iklan Anda masuk di website ini? Silakan klik di sini
Saya tertarik dengan tulisan anda, Saya juga mempunyai berbagai tulisan ilmiah yang bisa anda kunjungi disini
BalasHapus